2.1. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari bahasa
Yunani, yaitu
μαθηματικά – mathēmatiká yang berarti studi besaran, struktur, ruang, dan
perubahan. Kata matematika berasal dari bahasa Yunani Kuno μάθημα
(máthēma), yang berarti
pengkajian, pembelajaran ilmu yang ruang
lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi pengkajian matematika, bahkan
demikian, juga pada zaman kuno. Kata sifatnya adalah μαθηματικός
(mathēmatikós), berkaitan dengan
pengkajian, atau tekun belajar, yang lebih jauh berarti matematis. Secara
khusus μαθηματικὴ τέχνη (mathēmatikḗ tékhnē), di dalam bahasa latin ars mathematica, berarti seni matematika (Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika). Matematika bukan merupakan ilmu. Matematika merupakan
produk dan proses berpikir. Matematika juga memiliki bagian-bagian.
2.2. Matematika Sebagai Bahasa
Matematika
sebagai alat bagi ilmu yang lain sudah cukup dikenal dan sudah tidak diragukan
lagi. Matematika bukan hanya sekedar alat bagi ilmu, tetapi lebih dari itu
matematika adalah bahasa. Gie (1999:22) menyatakan bahwa matematika tidak hanya
suatu alat, matematika juga merupakan bahasa. Pendapat senada juga disampaikan
oleh Galileo seorang ilmuwan astronomi terkenal (dalam Masykur dan Fathani,
2007:46) bahwa alam semesta ini bagaikan sebuah buku raksasa yang hanya dapat
kalau orang mengerti bahasanya dan akrab dengan lambang dan huruf yang
digunakan di dalamnya, dan bahasa alam tersebut tidak lain adalah matematika.
Terkait dengan matematika sebagai bahasa, pertanyaan yang muncul adalah dalam
sudut pandang mana matematika disebut sebagai bahasa.
Salah satu karakteristik
matematika adalah matematika memiliki simbol yang kosong dari arti, hall ini
memungkinkan matematika sebagai bahasa. Dalam matematika banyak sekali simbol
yang digunakan baik berupa huruf maupuun non huruf. Rangkaian simbol-simbol
dalam matematika dapat membentuk model matematika. Model-model matematika dapat
berupa persamaan, pertidaksamaan, bangun geometri tertentu, dan sebagainya.
Huruf-huruf yang dipergunakan dalam persamaan misalnya , , , dan belum tentu
bermakna atau berarti bilangan, demikian juga tanda belum tentu
berarti tambah untuk dua bilangan. Makna huruf dan dan tanda itu tergantung
dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model itu. Jadi, secara umum
huruf dan tanda dalam model matematika masih kosong tanpa
arti, terserah kepada yang akan memanfaatkan model itu. Kosongnya arti simbol
maupun tanda dalam model matematika itu justru memungkinkan intervensi
matematika ke dalam berbagai pengetahuan. Kosongnya arti itu memungkinkan
matematika memasuki medan garapan dari ilmu bahasa.
Matematika merupakan serangkaian makna dari pernyataan yang
ingin kita sampaikan.
Lambang-lambang
matematika bersifat
artifisial yang mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya, tanpa itu matematika hanya merupakan kumpulan
rumus-rumus mati (Suriasumantri, 2000:165). Matematika berusaha untuk menghilangkan sifat kabur,
majemuk, dan emosional dari bahasa verbal. Lambang-lambang dari matematika
dibuat secara artifisial dan individual yang merupakan perjanjian yang berlaku
khusus untuk masalah yang sedang kita kaji. Sebuah objek yang sedang kita telaah
dapat dilambangkan dengan apa saja sesuai dengan perjanjian kita.
Umpamanya apabila kita sedang mempelajari
kecepatan jalan kaki seorang anak, maka objek kecepatan jalan kaki seorang anak
tersebut dapat kita lambangkan dengan . Dalam hal ini hanya mempunyai
arti yakni kecepatan jalan kaki seorang anak. Lambang matematika yang berupa ini kiranya
mempunyai arti yang jelas yakni kecepatan jalan kaki seorang anak. Di samping
itu lambang tidak bersifat
majemuk sebab hanya melambangkan
kecepatan jalan kaki seorang anak dan tidak mempunyai pengertian lain. Demikian
juga halnya jika kita hubungkan kecepatan jalan kaki seorang anak dengan objek
lain umpamanya jarak yang ditempuh seorang anak yang kita lambangkan dengan , maka kita dapat melambangkan dimana melambangkan waktu
berjalan kaki seorang anak. Pernyataan kiranya jelas
tidak mempunyai konotasi emosional dan hanya mengemukakan informasi mengenai , , dan . Dengan demikian matematika mempunyai sifat yang jelas,
spesifik, dan normatif dengan tidak menimbulkan konotasi yang bersifat
emosional.
Matematika
mempunyai kelebihan lain dibandingkan dengan bahasa verbal. Matematika
mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran
secara kuantitatif. Bahasa verbal hanya mampu menyatakan pernyataan yang
bersifat kualitatif. Demikaian juga penjelasan dan ramalan yang diberika ilmu
oleh bahasa verbal semuanya bersifat kualitatif. Kita bisa mengetahui bahwa
logam bila dipanaskan akan memanjang. Namun pengertian kita hanya bisa sampai
di situ. Kita tidak bisa mengatakan dengan tepat berapa pertambahan panjangnya.
Hal ini menyebabkan penjelasan dan ramalan yang diberikan oleh bahasa verbal
tidak bersifat eksak yang menyebabkan daya produktif dan kontrol ilmu yang
kurang cermat dan tepat.
Untuk mengatasi masalah ini maka matematika
mengembangkan konsep pengukuran. Lewat pengukuran maka kita dapat mengetahui
dengan tepat berapa panjang sebatang logam dan berapa pertambahan panjangnya
bila logam dipanaskan. Dengan mengetahui hal ini maka pernyataan ilmiah yang
berupa pernyataan kualitatif seperti sebatang logam bila dipanaskan akan
memanjang dapat diganti dengan pernyataan matematika yang lebih eksak
umpamanya: , dimana merupakan panjang
logam tersebut pada temperatur , merupakan panjang
logam pada temperatur nol dan merupakan
koefisien pemuaian logam tersebut.
Matematika
sebagai bahasa dapat dibedakan menjadi matematika sebagai bahasa ilmu,
matematika sebagai bahasa yang ekonomis, dan matematika sebagai bahasa simbol
internasional. Berikut ini akan dijelaskan tentang matematika sebagai bahasa
ilmu, matematika sebagai bahasa yang ekonomis, dan matematika sebagai bahasa
simbol internasional.
2.1.1.
Matematika Sebagai Bahasa Ilmu
Matematika yang semula sebagai alat berfikir yang
sederhana dari kelompok orang biasa untuk menghitung dan mengukur barang-barang
miliknya kemudian berkembang menjadi alat untuk memecahkan persoalan-persoalan
yang rumit dalam suatu bidang ilmu. Matematika kemudian ternyata tidak hanya
merupakan alat bagi para ilmuwan, melainkan juga sebagai bahasa, yaitu bahasa
dari ilmu (Gie, 1999:21).
Matematika
sebagai ratu ilmu atau ibunya ilmu, dimaksudkan bahwa matematika adalah sumber
dari ilmu yang lain. Banyak sekali ilmu-ilmu dan penemuan dan pengembangannya
bergantung pada matematika. Sebagai contoh fisika dan kimia modern dikembangkan
melalui konsep kalkulus, khususnya persamaan diferensial, penemuan dan
pengembangan teori mendel meleui konsep probabilitas, teori ekonomi mengenai
permintaan dan penerimaan dikembangkan melalui konsep fungsi dan kalkulus
tentang diferensial dan integral hal ini menunjukkan bahwa banyak ilmu-ilmu
yang menggunakan bahasa matematika. Tidak mungkin seorang ilmuwan dapat
menggunakan matematika tanpa mengerti bahasa matematika. Inilah yang
menyebabkan matematika sebagai bahasa ilmu.
Bagi
dunia keilmuan, matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang
memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat. Simbol matematika
yang abstrak memungkinkan hasil-hasil pemikiran ilmiah yang diungkapkan dengan
bahasa matematika menjadi cermat dan tepat. Matematika sebagai bahasa ilmu,
karena para ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya dan menyampaikan hasil-hasilnya
menggunakan matematika. Mereka berfikir dalam bahasa matematika karena dapat
menghapus kata-kata tak perlu yang diungkapkan dalam bahasa verbal. Dengan
matematika sebagai bahasa ilmu, seorang ilmuwan dapat menuling ciri-ciri pokok
dari sesuatu dan menelaah berbagai hubungan dengan gejala lain. Selanjutnya
hasil-hasil penelaahannya dapat diungkapkan secara tepat dan eksak dengan
bahasa matematika. Sebuah contoh hasil pemikiran ilmiah dari Einstein yang
diungkapkan dalam bahasa matematika adalah ( meakili energi, mewakili massa dan
mewakili cahaya.
Rumus ini membuat para ahli mengetahui pelepasan tenaga nuklir dan menciptakan
bom-bom.
Kaitan erat antara matematika dengan ilmu-ilmu modern
kiranya tidak perlu diragukan lagi. Pada abad XVIII matematika menjadi perintis
dan bagian terpenting dari ilmu alam. Newton membongkar rahasia alam dengan
menggunakan matematika. Dewasa ini banyak ahli matematika dan ilmuwan
menyatakan bahwa matematika adalah bahasa ilmu. Bahkan seorang ilmuwan sosial Bernard
Barber (dalam Gie, 2004:21) menyatakan bahwa matematika kadang-kadang disebut
satu-satunya ilmu sejati. Tetapi, walaupun matematika merupakan inti sari
pemikiran rasional dan logis, dan betapun hubungannya yang erat dengan ilmu,
matematika bukanlah ilmu subtantif sama sekali. Kebalikannya matematika adalah
suatu bahasa, suatu logika, tentang hubungan-hubungan diantara konsep-konsep,
suatu bahasa teramat berguna dan cermat yang memungkinkan kemajuan-kemajuan
besar dalam banyak ilmu, namun tidak boleh dikelirukan dengan teori ilmiah.
2.2.2.
Matematika Sebagai Bahasa Yang Ekonomis
Matematika bukan saja menyampaikan informasi secara jelas
dan tepat namun juga singkat. Suatu rumus jika ditulis dalam bahasa verbal
memerlukan kalimat yang banyak sekali, dimana makin banyak kata yang
dipergunakan maka makin besar pula peluang untuk terjadinya misinformasi dan
misinterpretasi, dalam matematika cukup ditulis dengan model yang sederhana
sekali. Misalnya rumus pythagoras tentang segitiga siku-siku berbunyi pada
segitiga siku-siku berlaku kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat
sisi-sisi yang lain, sedangkan dalamkalimat matematika kita cukup menuliskan , .
Matematika sebagai bahasa mempunyai ciri, sebagaimana
dikatakan Morries Kline, bersifat ekonomis dengan kata-kata. Sebagai contoh
sebuah persoalan berikut: harga 4 pensil dan 2 buku tulis adalah 3500. Harga 4
pensil dan sebuah buku tulis adalah 3000. Jika ditulis dalam kalimat matematika
maka menjadi dan dengan harga pensil dan harga buku.
2.2.3.
Matematika sebagai Bahasa simbol Internasional
Seperti halnya dalam kehidupan keseharian kita, termasuk
kehidupan berbangsa dan bernegara terdapat banyak kesepakatan yang mengikat
semua anggota masayarakat. Dalam matematika kesepakatan merupakan tumpuan yang
amat penting. Penggunaan simbol dalam matematika juga berdasarkan kesepakatan
dan permasalahannya. Simbol bilangan satu adalah , ini merupakan kesepakatan, jika ada yang memuat lambang
bilangan satu adalah maka ini dianggap
aneh, bahkan menyalahi aturan. Karena kesepakatan bahasa simbol matematika
berlaku universal.
Simbol di negara manapun
di dunia digunakan untuk menyatakan kalimat matematika yang mempunyai nilai
real yang sama, simbol digunakan untuk
menyatakan bentuk atau bangun yang ukurannya sama dan sebangun di negara
manapun di dunia dan begitu pula simbol-simbol matematika yang lain. Simbol
matematika di seluruh dunia digunakan dalam makna yang sama walaupun dalam sama
verbal yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa simbol matematika berlaku
internasional. Bahasa matematika terdiri dari berbagai huruf, lambang, dan
tanda. Pada dasarnya bahasa ini bukanlah bahasa yang diucapkan, melainkan
digunakan dalam pemikiran oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Oleh karena itu,
bahasa matematika bersifat internasional dan berlaku secara semesta walaupun
masing-masing ilmuwan menggunakan bahasa nasional nya sendiri-sendiri. Bahasa
matematika dapat dimengerti secara semesta oleh setiap ilmuwan terlepas dari
kebangsaannya masing-masing karena berbagai lambang dan tandanya adalah sama dimana-mana.
Misalnya semua ahli matematika dan ilmuwan tentu mengerti pernyataan yang
diungkapkan dalam bahasa .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar