salju

Rabu, 19 Desember 2012

MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

 Model Pembelajaran Make a  Match

Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif adalah make a match. Model pembelajaran mencari pasangan (make a match) yaitu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Model pembelajaran make a match yaitu model pembelajaran mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal dari kartu yang dimiliki sebelum batas waktu yang ditetapkan. Pada model pembelajaran make a match sangat diperlukan ketelitian, kecermatan, ketepatan dan kecepatan siswa untuk mencari pasangan dari kartu yang dimilikinya.
Model pembelajaran make a match  merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Model pembelajaran make a match sangat cocok digunakan oleh guru untuk melakukan review terhadap konsep yang telah diajarkannya dengan tujuan dapat meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas. Dengan demikian siswa belajar tidak hanya mendengarkan dan guru menerangkan di depan kelas saja namun diperlukan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Ada beberapa langkah yang diterapkan dalam menerapkan model pembelajaran make a match (dalam Suyatno, 2009 : 121) yaitu :
  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
  2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
  3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
  4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
  5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
  6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
  7. Demikian seterusnya
  8. Kesimpulan/penutup
Ada beberapa keunggulan dari model pembelajaran make a match seperti yang dikemukakan oleh Lie (dalam Isjoni 2009:112) bahwa :”Salah satu keunggulan make a match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan dan dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia”. Sedangkan beberapa keunggulan make a match menurut Sriayu yang tertulis pada http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/04 bahwa : “ Keunggulan dari model pembelajaran make a match  yaitu : (a) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran ; (b) Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis; (c) Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa”.
Selain memiliki keunggulan, model pembelajaran make a match juga memiliki beberapa kelemahan seperti yang diungkapkan Tarmizi pada htpp://tarmizi.wordpress.com bahwa : “Kelemahan dari make a match adalah : (a) Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan pembelajaran; (b) Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas lain; (c) Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar